Drone Bisa Antar Logistik ke Puncak, Masa Depan Pendakian Jakarta, 22 April 2025 – Gunung Everest selama ini dikenal sebagai medan pendakian paling ekstrem di dunia. Medannya ganas, cuacanya ekstrem, dan ketinggiannya yang mencapai 8.849 meter membuat setiap perjalanan ke puncak jadi pertaruhan nyawa. Namun, teknologi kini hadir membawa harapan baru. Untuk pertama kalinya, drone berhasil mengangkut logistik ke ketinggian Everest, membuka babak baru dalam sejarah pendakian gunung tertinggi dunia.
Era Baru Logistik Pendakian Dimulai dari Ketinggian 6.000 Meter
Uji Coba Drone di Everest Berhasil Dijalankan
Pada awal 2024 lalu, perusahaan DJI, bekerja sama dengan otoritas Nepal dan penyedia layanan pendakian, menguji coba drone FlyCart 30 di rute Basecamp ke Camp I Gunung Everest. Drone ini sukses mengangkut beban hingga 15 kg, termasuk tabung oksigen dan perbekalan medis.
- Durasi perjalanan drone: 12 menit PP (Basecamp – Camp I)
- Jarak ketinggian: 5.364 mdpl ke ±6.000 mdpl
- Beban maksimal: 15 kilogram dalam sekali terbang
Uji coba ini tidak hanya berhasil di siang hari, tetapi juga saat malam, membuktikan bahwa sistem navigasi otomatis drone tetap efektif dalam kondisi minim cahaya.
Manfaat Penggunaan Logistik Drone di Everest
Teknologi yang Mengubah Permainan Pendakian
1. Mengurangi Beban dan Risiko untuk Sherpa
Selama ini, para pemandu gunung (Sherpa) harus membawa logistik dengan mendaki langsung selama 6–7 jam di medan berbahaya. Drone memungkinkan pemindahan logistik dalam hitungan menit, mengurangi kelelahan dan potensi kecelakaan.
2. Bantu Operasi Penyelamatan dan Darurat
Drone bisa menjadi lifeline dalam kondisi darurat. Saat badai tiba atau pendaki terjebak, drone dapat membawa pasokan oksigen, makanan darurat, atau bahkan alat komunikasi tanpa perlu mengirimkan tim penyelamat secara langsung.
3. Solusi Pengangkutan Sampah dari Gunung
Everest sering dikritik sebagai “tempat sampah tertinggi di dunia”. Kini, drone bisa digunakan untuk mengangkut kembali sampah logistik dan medis dari ketinggian Camp I ke Basecamp, membantu misi pelestarian ekosistem Himalaya.
Tantangan Mengoperasikan Drone di Ketinggian Ekstrem
Tidak Mudah Terbang di Atas 6.000 Meter
Walaupun sukses, misi ini tidak lepas dari tantangan teknis:
- Suhu beku ekstrem membuat baterai cepat melemah
- Tekanan udara rendah membuat baling-baling drone harus bekerja ekstra
- Angin kencang di sekitar area crevasse (retakan es) bisa mengganggu stabilitas drone
Solusinya? DJI menggunakan sistem rotor ganda yang kuat, baterai high-density, serta sistem navigasi AI berbasis GPS satelit dan pemetaan 3D real-time.
Potensi Pengembangan: Everest Hari Ini, Himalaya dan Dunia Esok Hari
Drone Logistik untuk Pendakian Global dan Misi Kemanusiaan
Jika terbukti efektif dan efisien, teknologi ini tak hanya berguna untuk Everest, tapi juga bisa diaplikasikan di:
- Gunung K2 di Pakistan (8.611 mdpl)
- Pegunungan Alaska dan Andes
- Misi penyelamatan badai salju di daerah terpencil
- Bantuan logistik saat bencana alam di daerah pegunungan
Drone bisa menjadi pengubah nasib—baik untuk pendaki, peneliti, maupun relawan kemanusiaan.
Masa Depan Pendakian Logistik Everest Tidak Lagi Sendirian
Kemunculan drone logistik di Everest adalah tonggak revolusi pendakian modern. Teknologi bukan lagi pengganggu “kemurnian pendakian”, tapi justru hadir sebagai penyelamat nyawa dan penjaga kelestarian gunung.
Pendakian ke Everest kini bukan hanya soal menaklukkan puncak, tapi juga tentang mengurangi risiko, menjaga lingkungan, dan memanfaatkan teknologi untuk kebaikan bersama.