Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Dari Sabang sampai Merauke, ribuan jenis tumbuhan tumbuh subur di hutan tropis, pegunungan, hingga rawa-rawa. Namun, di balik kekayaan ini, ada banyak tumbuhan langka yang kini masuk daftar tumbuhan yang dilindungi di Indonesia. Pemerintah pun mengeluarkan berbagai regulasi demi menyelamatkan flora langka dari ancaman kepunahan. Berikut pembahasan lengkap mengenai tumbuhan-tumbuhan yang dilindungi di Indonesia, mengapa mereka dilindungi, serta upaya pelestariannya yang terus menjadi berita hangat hingga pertengahan 2025.
Pentingnya Perlindungan Tumbuhan di Indonesia
Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia bukan hanya warisan alam, tetapi juga sumber kehidupan bagi manusia dan satwa liar. Banyak tumbuhan langka yang menjadi kunci ekosistem, sumber obat-obatan tradisional, bahan pangan, hingga identitas budaya lokal. Sayangnya, laju deforestasi, pembalakan liar, dan perdagangan ilegal mengancam keberadaan tumbuhan-tumbuhan ini.
Peran Tumbuhan dalam Ekosistem
Tumbuhan tak hanya menghasilkan oksigen dan menjaga kesuburan tanah, tetapi juga menjadi habitat, pakan, serta pelindung bagi berbagai satwa liar. Jika satu jenis tumbuhan punah, efek domino dapat merusak seluruh rantai makanan dan keseimbangan ekosistem.
Regulasi dan Undang-Undang Perlindungan Tumbuhan
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 dan update terbaru tahun 2024 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, telah menetapkan puluhan spesies tumbuhan masuk kategori tumbuhan yang dilindungi. Daftar ini terus diperbaharui sesuai hasil penelitian dan ancaman terbaru.
Daftar Tumbuhan yang Dilindungi di Indonesia
Berikut beberapa tumbuhan langka yang masuk daftar dilindungi, berdasarkan regulasi resmi dan update berita terbaru 2025.
Rafflesia arnoldii

Rafflesia arnoldii atau bunga bangkai raksasa, dikenal sebagai bunga terbesar di dunia. Hanya tumbuh di hutan Sumatera dan sebagian Kalimantan. Selain langka, proses penyerbukan bunga ini sangat unik dan membutuhkan waktu puluhan tahun hingga berbunga.
Fakta Penting:
- Diameter bunga bisa mencapai 1 meter
- Masa mekarnya hanya sekitar seminggu
- Habitat makin sempit akibat deforestasi
Amorphophallus titanum

Dikenal sebagai bunga bangkai titan, tumbuhan ini juga endemik Sumatera. Uniknya, saat mekar, bunga ini mengeluarkan bau busuk yang menarik serangga penyerbuk.
Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)

Anggrek endemik Kalimantan dan Sumatera ini kini semakin langka. Daya tariknya adalah warna bunga yang eksotis, dengan aroma harum, namun sangat rentan diburu kolektor.
Kantong Semar (Nepenthes spp.)

Nepenthes atau kantong semar adalah tumbuhan karnivora asli Indonesia, tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Berfungsi sebagai pengendali serangga di alam liar, kantong semar terancam punah akibat perusakan habitat dan perdagangan ilegal.
Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri)

Kayu ulin dijuluki “kayu besi” dari Kalimantan karena kekuatannya luar biasa. Kini populasinya terus menurun karena eksploitasi besar-besaran untuk bahan bangunan.
Cendana (Santalum album)

Cendana terkenal akan aroma kayunya yang mahal dan digunakan dalam berbagai ritual adat maupun industri parfum. Kini, pohon cendana di Nusa Tenggara Timur makin sulit ditemukan akibat penebangan liar.
Damar Mata Kucing (Shorea javanica)

Tumbuhan penghasil getah damar ini endemik Sumatera dan Jawa. Getahnya banyak dimanfaatkan industri, namun eksploitasi tanpa kontrol membuat populasi alaminya menipis.
Ulin (Eusideroxylon zwageri)

Kayu ulin dikenal sangat tahan lama dan sulit lapuk. Eksploitasi berlebihan membuat kayu ini makin langka, sehingga pemerintah menetapkan ulin sebagai tumbuhan dilindungi.
Penyebab Utama Kepunahan Tumbuhan di Indonesia
Perluasan lahan pertanian, perkebunan, serta pertambangan masih menjadi penyebab terbesar hilangnya habitat alami bagi tumbuhan langka.
Penebangan dan Perburuan Ilegal
Kayu bernilai tinggi seperti ulin dan cendana diburu secara ilegal. Demikian pula bunga langka sering dijual di pasar gelap untuk koleksi.
Perubahan Iklim
Perubahan suhu dan curah hujan menyebabkan banyak tumbuhan tidak dapat beradaptasi, sehingga gagal berkembang biak di habitat alaminya.
Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan yang sering terjadi di Sumatera dan Kalimantan mempercepat punahnya banyak spesies tumbuhan endemik.
Upaya Pelestarian Tumbuhan Langka di Indonesia
Pemerintah, LSM, serta masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya menjaga tumbuhan langka. Berikut beberapa upaya nyata yang dilakukan:
Konservasi In Situ dan Ex Situ
- In situ: Pelestarian di habitat asli, seperti taman nasional dan cagar alam (misal: Taman Nasional Gunung Leuser, Cagar Alam Maninjau).
- Ex situ: Pelestarian di luar habitat asli, misalnya di kebun raya (Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas).
Penegakan Hukum dan Pengawasan
Pemerintah memperketat pengawasan dan sanksi terhadap perdagangan ilegal tumbuhan dilindungi. Kasus-kasus pelanggaran banyak diungkap dan diproses secara hukum.
Edukasi dan Kampanye Publik
Berbagai kampanye “Save Our Flora” dan Hari Konservasi Alam Nasional setiap 10 Agustus gencar dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya pelajar dan generasi muda.
Penelitian dan Pengembangan
Universitas dan lembaga penelitian terus mengembangkan teknologi kultur jaringan untuk memperbanyak tumbuhan langka, agar tidak punah meski di habitat aslinya mulai sulit ditemukan.
Tabel Daftar Tumbuhan Dilindungi di Indonesia (Update 2025)
No | Nama Tumbuhan | Nama Ilmiah | Habitat Asli | Status Konservasi |
---|---|---|---|---|
1 | Rafflesia arnoldii | Rafflesia arnoldii | Sumatera, Bengkulu | Sangat Terancam |
2 | Bunga Bangkai Titan | Amorphophallus titanum | Sumatera | Sangat Terancam |
3 | Anggrek Hitam | Coelogyne pandurata | Kalimantan | Terancam |
4 | Kantong Semar | Nepenthes spp. | Sumatera, Papua | Terancam |
5 | Kayu Ulin | Eusideroxylon zwageri | Kalimantan | Terancam |
6 | Cendana | Santalum album | NTT | Terancam |
7 | Damar Mata Kucing | Shorea javanica | Sumatera, Jawa | Terancam |
8 | Meranti | Shorea spp. | Sumatera, Kalimantan | Terancam |
9 | Jelutung | Dyera costulata | Sumatera | Rentan |
10 | Ebony | Diospyros celebica | Sulawesi | Terancam |
Update Berita: Program Penanaman Kembali dan Zona Perlindungan Baru
Pada tahun 2025, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah meluncurkan program “Flora Nusantara Bangkit”, yakni gerakan nasional penanaman kembali 10 juta bibit tumbuhan langka di berbagai kawasan hutan konservasi. Selain itu, beberapa zona perlindungan baru di Sumatera Barat dan Papua juga telah diresmikan.
Tak hanya itu, teknologi pelacakan digital dengan GPS dan drone mulai digunakan untuk mengawasi hutan-hutan rawan pencurian tumbuhan langka. Upaya kolaboratif ini menjadi harapan baru bagi pelestarian kekayaan flora Indonesia di tengah ancaman global warming dan krisis lingkungan.
Mengapa Masyarakat Harus Ikut Peduli?
Pelestarian tumbuhan langka bukan hanya tugas pemerintah. Setiap individu memiliki peran penting, mulai dari tidak membeli tumbuhan liar secara ilegal, mendukung produk berbahan baku lestari, hingga aktif dalam penanaman pohon dan edukasi di lingkungan sekitar. Mengajarkan anak-anak mencintai alam sejak dini adalah investasi bagi masa depan Indonesia.
Warisan Hijau untuk Generasi Mendatang
Keberadaan tumbuhan yang dilindungi di Indonesia adalah aset tak ternilai, warisan hijau yang tak boleh hilang oleh zaman. Dengan kerja sama semua pihak pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha—kita bisa menjaga kelestarian flora langka Nusantara. Jadikan setiap langkah kecil, seperti tidak merusak hutan atau menanam satu pohon, sebagai bagian dari gerakan besar melindungi alam Indonesia untuk generasi mendatang.